SKOR.id - Real Madrid berhasil memuncaki tabel koefisien UEFA sebagai tim dengan peringkat tertinggi, dengan total 143.500 poin.
Posisi Real Madrid sebagai tim dengan nilai koefisien tertinggi di Eropa ini, memunculkan pertanyan bagi yang belum memahami penilaian koefisien UEFA.
Apalagi di musim 2024-2025, Real Madrid mengalami kegagalan di berbagai kompetisi, dari La Liga, Copa del Rey, hingga Liga Champions.
Dilansir dari laman resmi UEFA.com, dijelaskan tahapan penilaian koefisien tim, dalam beberapa poin, sesuai Lampiran D dalam peraturan kompetisi Eropa seperti Liga Champions, Liga Europa, dan UEFA Conference League.
Menurut peraturan tersebut, UEFA menghitung koefisien klub setiap musim, berdasarkan hasil mereka di Liga Champions, Liga Europa, dan UEFA Conference League, sebelum dimulainya musim 2024-2025.
Pencatatan nilai ini berdasarkan performa tim di kompetisi Eropa pada musim 2019-2020 hingga 2023-2024, atau dalam lima musim sebelumnya.
Pada periode ini, Real Madrid meraih dua gelar Liga Champions di musim 2021-2022 dan 2023-2024, selain itu mereka dua kali mencapai babak semifinal, dan hanya sekali finis di babak 16 besar.
Itulah sebabnya, mengapa Real Madrid tetap berada di puncak tim dengan koefisien tertinggi UEFA, meski musim 2024-2025 ini mereka tanpa gelar.
Koefisien dalam lima musim terakhir digunakan sebagai penentu posisi dari setiap asosiasi, di dalam daftar akses, untuk memberi peringkat klub dengan tujuan seeding.
Selain itu terdapat koefisien dalam 10 musim terakhir, untuk mengitung koefisien pendapatan klub, dengan tujuan distribusi pendapatan.
Koefisien suatu asosiasi dihitung dengan menjumlahkan poin semua klub pada musim ternetu di Liga Champions, Liga Europa,d an UEFA conference League.
Jumlah tersbeut lalu dibagi dengan jumlah tim dari setiap asosiasi, yang ambil bagian dalam tiga kompetisi UEFA itu.
Poin yang diberikan adalah sebagai berikut:
a. 2 poin untuk kemenangan (satu poin untuk laga kualifikasi dan playoff).
b. 1 poin untuk hasil imbang (0,5 poin untuk laga kualifikasi dan playoff)
c. 0 poin untuk kekalahan.
Jika ada suatu klub menolak mengikuti kompetisi UEFA, dikeluarkan, atau tidak diterima dalam kompetisi tersebut dan tidak diganti klub lain dari asosiasi yang sama, koefisien asosiasi dihitung dengan membagi jumlah total poin yang diperoleh klubnya, dengan jumlah klub yang berhak diikuti oleh asosiasi tersebut menurut daftar akses.
Setiap klub yang berlaga di kompetisi Liga Champions, Liga Europa, hingga UEFA Conference League, juga berpeluang mendapat bonus.
Contohnya tim peringkat 1 di fase liga di Liga Champions, memperoleh 12.000 poin, lalu 6.000 poin untuk Liga Europa, 4.000 poin untuk UEFA Conference League.
Klub yang mencapai babak 16 besar, perempat final, semifinal, hingga final akan mendapat 1,5 poin tambahan di setiap babak untuk ajang Liga Champions.
Sementara di ajang Liga Europa, akan mendapat tambahan 1 poin dan tambahan 0,5 poin di ajang Liga Europa.