SKOR.id - Kompetisi Liga 2, atau kini bernama Championship 2025-2026, sudah berjalan sepekan, tapi permasalahan di sekelilingnya masih ada yang belum terselesaikan.
Itu menyangkut sengketa kontraktual berupa pembayaran hak pesepak bola oleh klub peserta yang tak kunjung dipenuhi.
Berdasarkan laporan yang diterima Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), saat ini ada 65 pemain yang belum mendapatkan hak mereka, tersebar di delapan klub.
Jika ditotal, angkanya mencapai Rp3.356.151.750 (tiga milyar tiga ratus lima puluh enam juta seratus lima puluh satu ribu tujuh ratus lima puluh rupiah).
Selain itu ada tambahan dalam dollar Amerika Serikat sebesar USD 19.129 (sembilan belas ribu seratus dua puluh sembilan dollar), atau sekitar Rp317 juta.
APPI mengatakan, seluruh sengketa tersebut saat ini masih dalam proses penyelesaian, baik melalui National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia maupun korespondensi yang diwakili oleh APPI kepada masing-masing klub.
"Dari data sebelumnya, dari sembilan klub yang kami sampaikan pada tanggal 6 Agustus 2025, sampai rilis ini kami keluarkan baru satu klub yang telah melakukan pelunasan terhadap para pemain mereka. Tentunya kami sangat mengapresiasi hal tersebut," ujar CEO APPI, M. Hardika Aji.
Meski tak mengungkap klub mana saja yang masih bermasalah, APPI menegaskan bahwa mereka telah melakukan berbagai upaya dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
APPI juga sangat mengapresiasi koordinasi intensif yang terjalin dengan I-League, selaku operator liga, agar seluruh sisa sengketa kontraktual tersebut dapat segera diselesaikan.
"Mengapa APPI tidak menyebutkan nama-nama klub yang belum menyelesaikan kewajibannya, dikarenakan kasus-kasus tersebut masih belum memiliki putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht) dan kami menghargai proses hukum dan korespondensi yang tengah berlangsung," Presiden APPI, Andritany Ardhiyasa, menambahkan.
Mereka berharap kewajiban dari setiap klub terhadap para pemain dapat segera diselesaikan sehingga Championship 2025-2026 dapat berjalan secara sehat dan profesional.
Sebagai catatan, Sriwijaya FC disinyalir sebagai salah satu klub yang terjerat masalah ini.
Dalam beberapa tahun terakhir, mereka memang didera kesulitan finansial.