5 Pelatih Timnas Indonesia asal Belanda: Dua Nama Berselisih dengan PSSI

Hanputro Widyono

Editor:

  • Hingga saat ini telah ada puluhan nama yang silih berganti menjadi pelatih timnas Indonesia.
  • Di antara mereka, terdapat sosok-sosok pelatih timnas Indonesia yang berasal dari Belanda dan memiliki segudang prestasi.
  • Sejumlah peristiwa pun menjadi alasan pemutusan kerja sama di antara lima pelatih timnas Indonesia asal Belanda tersebut.

SKOR.id - Posisi pelatih timnas Indonesia adalah jabatan "panas". Hingga saat ini telah ada puluhan nama yang silih berganti menjadi arsitek timnas Indonesia termasuk dari Belanda.

Para pelatih timnas Indonesia itu berasal dari dalam negeri maupun mancanegara. Rata-rata, mereka tidak bertahan lama memimpin skuad Garuda.

Di antara puluhan nama pelatih tersebut, timnas Indonesia pernah memiliki lima pelatih asal Belanda. Para pelatih asal Belanda memiliki catatan mumpuni sebagai pemain kelas dunia.

Beberapa di antaranya juga memiliki prestasi mentereng ketika berprofesi sebagai pelatih.

Tak tanggung-tanggung, ada pelatih timnas Indonesia yang pernah menjuarai UEFA Cup (kini Liga Europa).

Sayang, perpisahan menjadi jalan akhir setelah gagal meraih target yang dibebankan kepada pelatih maupun gesekan yang terjadi dengan Federasi Sepak Bola Indonesia, PSSI.

Berikut Skor.id mengulas lima pelatih asal Belanda yang pernah dipercaya untuk menahkodai skuad Garuda.

Wiel Coerver

Wiel Coerver datang ke Indonesia dengan prestasi mentereng. Lelaki kelahiran Kerkrade, 3 Desember 1924, telah berhasil membawa Feyenoord meraih gelar juara Liga Belanda dan UEFA Cup 1974.

Di Indonesia, Coerver tercatat menjadi pelatih timnas Indonesia dalam dua periode yang terpisah.

Pertama, Coerver memimpin skuad Garuda untuk mengikuti Pra-Olimpiade 1976.

Waktu itu, pasukan Merah Putih hampir saja meraih tiket tampil di Olimpiade 1976 Montreal, Kanada. Sayang, timnas Indonesia kalah adu pinalti dari Korea Utara saat laga final.

Kedua, Coerver kembali melatih timnas Indonesia pada 1979. Tetapi lagi-lagi, Coerver gagal memberi gelar juara bagi Indonesia.

Dalam gelaran SEA Games 1979 di Jakarta, timnas Indonesia menyerah dari timnas Malaysia.

Meski dua kali gagal, Coever tak menutup mata jika ada pemain Indonesia yang memiliki kualitas bagus, yaitu Risdianto, Junaidi Abdillah, dan Iswadi Idris.

 

Ketika diwawancarai majalah Tempo tentang kelemahan sepak bola Indonesia, Coever justru mengkritik PSSI yang dianggap tidak becus mengembangkan pemain usia dini.

"Kelemahan itu terletak pada para pengurusnya. Mereka tidak menyadari apa yang akan diberikan kepada anak-anak remaja itu," kata Coerver dikutip dari majalah Tempo, 25 Agustus 2008.

"Ada pelatih yang melatih dengan baik dan sepenuh hati, tetapi pengurus PSSI tidak mengetahui bagaimana mengembangkan kemampuan anak-anak karena tidak pernah menjadi pelatih."

Sepulang dari Indonesia, Wiel Coerver sukses mendirikan sekolah sepak bola yang terkenal dengan metode Coerver Coaching Technique.

Eks-pelatih Roda JC (Belanda) meninggal pada 22 April 2011 dalam usia 86 tahun.

Frans van Balkom

Pelatih kelahiran Kerkrade, 23 Oktober 1939 tercatat menjadi pelatih timnas Indonesia pada musim 1980.

Frans van Balkom dikontrak selama satu musim. Pelatih berkebangsaan Belanda ini didatangkan PSSI dari klub kontestan Galatama, NIAC Mitra.

Setelah menandatangani kontrak pada awal Februari 1980, Balkom segera membentuk skuad timnas Indonesia untuk mengikuti Pra-Olimpiade 1980.

Menurut laporan majalah Tempo edisi 21 Juni 1980, kebersamaan Balkom dengan timnas Indonesia tidak berlangsung lama.

PSSI segera memutus kontraknya pada awal Juni 1980 karena dinilai bersikap kasar kepada sekretaris umum PSSI.

Selain itu, Frans van Balkom juga gagal membawa timnas Indonesia lolos ke Olimpiade 1980.

Timnas Indonesia yang menjalani pertandingan babak grup di Malaysia hanya menempati posisi ke lima dari enam tim.

Seuisai putus kontrak dan tak melatih timnas Indonesia, eks-pemain Rapid JC (Belanda) tetap bertahan di Indonesia.

Pesonanya sebagai pelatih menarik klub kontestan Galatama asal Medan, Pardedetex, untuk merekrutnya selama setahun.

Balkom mendapat bayaran Rp2,5 juta per bulan. Ia juga dijanjikan mendapat bonus Rp15 juta jika berhasil mengantar Pardedetex menjuarai Galatama 1980-1981.

Setelah berkiprah di Indonesia, Balkom melanjutkan karir kepelatihannya ke Arab Saudi dan Jepang. Franz van Balkom meninggal pada 2 September 2015 dalam usia 75 tahun.

Henk Wullems

Mirip dengan Wiel Coerver, Henk Wullems juga datang ke Indonesia dengan membawa catatan mentereng selama berkarir sebagai pelatih di Belanda.

Henk Wullems pernah mengantarkan NAC Breda menjuarai KNVB Cup 1973. Ia hampir meraih gelar yang sama jika timnya tak kalah dari AZ Alkmaar di final KNVB Cup 1974.

Sukses di Belanda, ternyata juga diraihnya ketika berkarier sebagai pelatih di Indonesia.

Pada 1995, debut Wullems bersama Mastrans Bandung Raya berhasil menjuarai Ligina 1995-1996.

Sukses tersebut membuat PSSI meminang Wullems untuk mengarsiteksi timnas Indonesia untuk SEA Games 1997.

Eks-pelatih AZ Alkmaar itu berhasil menyumbangkan perak sepak bola SEA Games 1997.

Berbeda nasib dengan Coerver dan Balkom, Wullems mendapat kepercayaan melatih timnas Indonesia selama dua periode, yaitu 1996-1998.

Wullems pun tercatat sebagai pelatih asal Belanda yang cukup betah tinggal di Indonesia.

Sejumlah tim, seperti PSM Makassar, Arema Malang, dan Persikota Tangerang pernah merasakan tangan dingin pelatih kelahiran 21 Januari 1936.

Terakhir, dia menahkodai Persegi Bali FC pada 2007. Sekian tahun berlalu, pada 18 Agustus 2020, Wullems dikabarkan meninggal dalam usia 84 tahun di Tilburg, Belanda.

Wim Rijsbergen

Pelatih bernama lengkap Wilhelmus Gerardus Rijsbergen memulai karier kepelatihan di Indonesia saat dipercaya menahkodai PSM Makassar pada musim 2010-2011.

Mantan bek timnas Belanda pada gelaran Piala Dunia 1974 dan 1978 melatih Juku Eja, julukan PSM Makassar, untuk menggantikan posisi rekan senegaranya, Robert Rene Alberts.

Lelaki kelahiran 18 Januari 1952 kemudian direkrut PSSI untuk menukangi timnas Indonesia pada 2011.

Bersama eks-bek Feyenoord, timnas Indonesia memiliki target tinggi untuk lolos di putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil.

Namun, target hanya tinggal harapan. Tiga pertandingan awal dalam Pra-Piala Dunia 2014, Indonesia telah menelan kekalahan dari Iran, Bahrain, dan Qatar.

Bahkan dua kekalahan didapat skuad Garuda di kandang sendiri, Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.

Wim Rijsbergen sempat mengeluhkan mental dan kondisi fisik pemain timnas Indonesia yang dinilainya belum siap tampil di level internasional.

Komentar itu mencipta suasana buruk di ruang ganti timnas Indonesia. Sejumlah pemain memilih mogok.

Catatan buruk yang ditorehkan Wim Rijsbergen bersama skuad Merah Putih membuat banyak pihak menuntutnya untuk mengundurkan diri.

Setelah tidak menjabat sebagai pelatih timnas Indonesia, lelaki yang kini berusia 69 tahun sempat menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI.

Pieter Huistra

Pemilik nama lengkap Pieter Egge Huistra mulanya menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI pada Desember 2014.

Namun, Huistra ditunjuk sebagai pelatih sementara timnas Indonesia, setelah PSSI mencopot pelatih Alfred Riedl yang gagal membawa timnas menjuarai Piala AFF 2014.

Pelatih kelahiran 18 Januari 1967 merupakan mantan pemain FC Groningen yang meraih sukses ketika membela klub Liga Skotlandia, Rangers FC.

Bersama Rangers FC, Pieter Huistra berhasil meraih sembilan trofi, lima di antaranya juara Liga Skotlandia.

Pieter Huistra memulai karier kepelatihannya pada 2001 untuk skuad Jong Groningen. Dia juga pernah mengarsitekturi De Graafschap yang saat ini berlaga di kasta kedua Belanda.

Saat ditunjuk menjadi pelatih sementara timnas Indonesia pada Mei 2015, Huistra merasa tertantang untuk membuat skuad Garuda lebih baik sebelumnya.

Huistra menangani timnas Indonesia untuk dua pertandingan Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2018, Indonesia versus Taiwan dan Indonesia kontra Irak.

Meski hanya ditunjuk sebagai pelatih sementara, Huistra memiliki perhatian yang besar terhadap sepak bola di Indonesia.

Ia melihat banyak potensi-potensi yang tersebar di penjuru Indonesia. Namun tidak cukup didukung oleh kualitas sarana dan prasarana yang memadai.

"Pemerintah dan kami di PSSI perlu lebih memperhatikannya karena lapangan dengan standar yang baik dapat mendukung permainan mereka," kata Pieter Huistra, dikutip dari laman resmi PSSI.

Sayang, kebersamaan Huistra dengan timnas Indonesia tak berlangsung lama. Ia memilih pergi setelah Indonesia dibekukan oleh FIFA pada 2015.

Ikuti juga InstagramFacebookYouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia)

Berita Timnas Indonesia Lainnya:

Shin Tae-yong Ingin Pemain Timnas U-23 Indonesia Jadi Contoh di Klub

Ada Tiga Pemain Timnas U-23 Indonesia Berseragam Bali United, Ini Penjelasan Stefano Cugurra

Shin Tae-yong Beri Pujian Setinggi Langit untuk Satu Pemain Timnas U-23 Indonesia

Source: AntaraPSSITempo

RELATED STORIES

5 Klub Liga Italia yang Banyak Meraih Poin pada Menit Ke-90+

5 Klub Liga Italia yang Banyak Meraih Poin pada Menit Ke-90+

Liga Italia 2020-2021 menampilkan sejumlah laga dramatis ketika klub meraih poin di menit ke-90+.

Akhirnya, Timnas Indonesia Kembali ke Uni Emirat Arab untuk Sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022

Akhirnya, Timnas Indonesia Kembali ke Uni Emirat Arab untuk Sisa Kualifikasi Piala Dunia 2022

AFC memastikan timnas Indonesia bermain di Uni Emirat Arab untuk melakoni tiga pertandingan sisa putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Ketua Umum PSSI Optimistis Timnas Indonesia Raih Hasil Terbaik di Uni Emirat Arab

Ketua Umum PSSI optimistis Shin Tae-yong mampu bawa timnas Indonesia raih hasil terbaik di Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Liga 1 2023-2024. (M. Yusuf/Skor.id)

Liga 1

Liga 1 2023-2024: Jadwal, Hasil, Klasemen, dan Profil Klub Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Liga 1 2023-2024 yang terus diperbarui seiring berjalannya kompetisi, plus profil tim peserta.

Taufani Rahmanda | 18 May, 07:11

Pro Futsal League 2023-2024. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

National

Pro Futsal League 2023-2024: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Pro Futsal League 2023-2024 terus diperbaharui seiring berjalannya kompetisi.

Taufani Rahmanda | 18 May, 07:11

Honor of Kings Invitational S2. (Level Infinite)

Esports

Daftar Tim dan Jadwal Honor of Kings Invitational Season 2 SEA Qualifier

Honor of Kings Invitational Season 2 Southeast Asia (SEA) Qualifier dijadwalkan akan dimulai pada 24 Mei.

Gangga Basudewa | 18 May, 06:21

Euro 2024 akan digelar di Jerman pada 14 Juni hingga 15 Juli 2024. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Euro 2024: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Euro 2024 akan digelar mulai 14 Juni 2024 di Jerman, berikut ini jadwal pertandingannya, serta hasil, dan klasemen yang akan diperbarui saat turnamen ini bergulir.

Irfan Sudrajat | 18 May, 05:47

Profil Timnas Polandia. (Hendy Andika/AS).

World

Profil Tim Grup D Euro 2024: Polandia

Profil Timnas Polandia dengan bintangnya Robert Lewandowski yang akan berlaga di Euro 2024.

Irfan Sudrajat | 18 May, 05:46

Euro 2024 (Piala Eropa 2024. (Jovi Arnanda/Skor.id)

World

Euro 2024: Semua Hal yang Harus Kamu Tahu tentang Turnamen Ini

Berikut ini adalah semua hal tentang Euro 2024 (Piala Eropa 2024), dari daftar tim hingga stadion digelarnya turnamen ini.

Pradipta Indra Kumara | 18 May, 05:46

PMSL SEA Summer 2024. (Level Infinite)

Esports

PMSL SEA Summer 2024: Empat Tim Indonesia Harus Lewati Last Chance

RRQ Ryu, Talon Esports, Voin Donkey dan Pigmy Esports akan terlebih dahulu bermain di babak Last Chance.

Gangga Basudewa | 18 May, 05:16

Nike Sabrina 2 "Cave Purple", sepatu signature dari bintang WNBA, Sabrina Ionescu (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Sneakers

Nike Sabrina 2 dengan Warna Baru Cave Purple Akan Rilis Juni 2024

Nike Sabrina 2 “Cave Purple” menandakan kelanjutan dari desain dan performa yang inovatif.

Kunta Bayu Waskita | 18 May, 03:14

Rapper Master P pernah berkarier sebagai pemain dan pelatih basket di Amerika Serikat (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Music

Rapper Master P Yakin New Orleans Pelicans Bisa Juara NBA jika Ia Jadi Staf Pelatih

Master P pernah bermain dalam ekshibisi NBA bersama Charlotte Hornets dan Toronto Raptors pada 1990-an.

Kunta Bayu Waskita | 18 May, 02:35

Instalasi seni Euro 2024 tampilkan lukisan momen-momen penting dalam sejarah Piala Eropa karya seniman Belanda, Barry Pirovano (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

Art

Instalasi Seni Gambarkan Momen-momen Heroik dalam Sejarah Piala Eropa

Tampilkan Piala Henri Delaunay disertai interpretasi peristiwa 64 tahun terakhir di Piala Eropa.

Kunta Bayu Waskita | 18 May, 01:11

Load More Articles