- Arema FC memutuskan akan tetap berkiblat kepada sepak bola Amerika Latin pada Liga 1 2020.
- Sejak Liga 1 dimulai 2017, Arema FC kerap bergonta-ganti pelatih, mulai dari lokal hingga asing.
- Medio 2018-2019, Arema FC juga menerapkan gaya sepak bola Eropa Timur menyesuaikan sosok sang pelatih.
SKOR.id - Arema FC akan kental dengan nuansa Amerika Latin pada gelaran Liga 1 musim ini.
Dalam empat musim penyelenggaraan Liga 1, Arema FC kerap melakukan pergantian pelatih.
Sejak era 2017 hingga kini, tak ada pelatih Arema FC yang bertahan lebih dari satu musim.
Arema FC seolah masih mencari bentuk permainan terbaik karena belum mampu bicara banyak di Liga 1.
Prestasi terbaik sepanjang gelaran Liga 1 adalah peringkat enam pada musim 2018, untuk bersaing memperebutkan gelar juara pun Arema FC belum berhasil.
Gonta-ganti gaya kepelatihan pun diterapkan Arema FC, pada musim pertama Liga 1, pelatih lokal masih diberi kepercayaan.
Aji Santoso, mantan pemain Arema FC, ditunjuk menjadi pelatih tim Singo Edan di Liga 1 2017.
Namun, hanya setengah musim di Arema FC, Aji kemudian memutuskan mundur pada Agustus 2017.
Materi pemain asing yang diandalkan Arema FC pada musim tersebut juga berasal dari kawasan yang beragam.
Ada Arthur Cunha (Brasil), Jad Noureddine (Lebanon), Juan Pablo Pino (Kolombia), dan Esteban Vizcarra (Argentina) yang direkrut Arema FC kala itu.
Pada paruh musim, Noureddine hengkang dari Arema FC. Posisinya lantas digantikan oleh Ahmet Atayev, gelandang asal Turkmenistan.
Perekrutan Atayev sejalan dengan penunjukkan Joko Susilo menjadi pelatih kepala Arema FC menggantikan Aji Santoso.
Joko membesut Arema FC hingga musim berakhir plus delapan pertandingan Liga 1 2018.
Di Liga 1 2018, Arema FC cuma mempertahankan dua pemain asingnya yakni Artur Cunha dan Ahmet Atayev. Sementara Vizcarra dan Pino dilepas.
Arema FC lantas merekrut Balsa Bozovic (Montenegro) dan Thiago Furtuoso (Brasil) untuk mengisi slot gelandang dan penyerang.
Hadirnya Bozovic plus penunjukan Milan Petrovic (Slovenia) sebagai pelatih Arema FC menggantikan Joko Susilo memperkuat koneksi Eropa Timur.
Namun Bozovic tak bisa memenuhi ekspektasi manajemen sehingga pada pertengahan musim ia dilepas.
Selain Bozovic, Arema FC juga melepas Atayev yang juga dinilai gagal bersinar.
Sebagai pengganti, terselip satu pemain asal Eropa Timur lainnya, Srdan Ostojic (Serbia), yang berposisi penjaga gawang.
Plus, Arema FC juga mengikat mantan pemain Persib Bandung, Makan Konate, pada putaran kedua Liga 1 2018.
Bersama deretan pemain asing tersebut, Arema FC mencatatkan prestasi terbaik sepanjang gelaran Liga 1 yakni finisi di peringkat keenam.
Pada awal musim Liga 1 2019, Arema FC kembali mengganti pelatih. Milan Petrovic dilengserkan dan Milomir Seslija (Bosnia) naik sebagai pengganti.
Makan Konate dan Artur Cunha bertahan di dalam tim, ditambah dua pemain lain yakni Pavel Smolyachenko (Uzbekistan) dan Sylvano Comvalius (Belanda).
Smolyachenko dicoret pada bursa transfer paruh musim, gelandang asal Jepang, Takafumi Akahosh menjadi suksesornya.
Gaya kepelatihan Eropa Timur ala Milomir Seslija tak begitu cocok di Liga 1. Buktinya Arema FC mengakhiri Liga 1 2019 di peringkat kesembilan sama seperti musim 2017.
Perubahan radikal langsung dilakukan Arema FC pada musim 2020, nuansa Eropa Timur langsung diganti dengan gaya Amerika Selatan.
Arema FC mengumumkan merekrut Mario Gomez (Argentina) dari Borneo FC sebagai pelatih utama tim.
Gomez membawa serta pelatih fisik, Marcos Gonzales (Argentina), dan pelatih kiper Felipe Americo (Brasil).
Suasana Amerika Latin juga sangat kentara di skuad Arema FC musim ini.
Tiga dari empat pemain asing Arema FC berasal dari Amerika Selatan, dua dari Argentina dan satu dari Uruguay.
Elias Alderete dan Jonathan Bauman menjadi pemain Arema FC yang berasal dari Argentina, sedangkan Matias Melvino berpaspor Uruguay-Italia.
Adapun satu slot pemain asing dari Benua Asia menjadi milik Oh In-kyun, gelandang veteran dari Korea Selatan.
Akan tetapi, baru tiga pertandingan Liga 1 2010 perubahan harus terjadi. Mario Gomez, Marcos Gonzales, dan Jonathan Bauman mundur karena tak sepakat renegosiasi gaji.
Praktis, hanya Elias Alderete, Matias Melvino, dan Oh In-kyun pemain asing Arema FC yang masih bertahan.
Sementara untuk posisi pelatih, Arema FC masih belum mau mengubah nuansa Amerika Latin dalam mencari juru taktik baru.
"Filosofinya mirip dengan Gomez. Saya sudah mengatakan saat awal musim lalu, bahwa musim ini Arema FC pindah mazhab atau kiblat sepak bola," kata Ruddy Widodo, General Manager Arema FC.
"Dari sebelumnya kami berkiblat Eropa Timur, kini beralih ke Amerika Latin," Ruddy menambahkan.
Belum ada pengumuman pasti siapakah pelatih baru yang akan direkrut Arema FC.
Namun rumor yang beredar, sosok tersebut adalah pelatih asal Brasil, Carlos de Oliveira, yang sempat membesut tim Vietnam, Becamex Binh Duong.
"Yang pasti, dia (pelatih baru) belum pernah berkarier di sepak bola Indonesia," kata Ruddy Widodo.
"Namun, dia sudah pernah melatih di salah satu liga di Asia. Jadi, sudah ada pengalaman di tingkat Asia," ia menambahkan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Berita Arema FC Lainnya:
Calon Pelatih Baru Arema FC Punya Track Record Jauh di Bawah Mario Gomez
Kalau Bus dari PT LIB Tidak Bagus, Arema FC Akan Pakai Punya Sponsor
Arema FC Tolak Halus Keinginan Dua Mantannya Menjadi Pelatih Tim