Fenomena Liga 1, Afrika Tersisih Asia Mencuat

Abdul Susila

Editor:

 

  • Jumlah pemain asal Afrika yang tampil di Liga 1 mengalami penurunan tajam dibanding era ISL.
  • Sebaliknya, jumlah pemain Asia yang tampil dalam kompetisi kasta tertinggi Indonesia terus meningkat.
  • Bahkan, kini ada dua klub Liga 1 2019 yang menggunakan jasa dua pemain Asia, Persebaya dan Bhayangkara FC.

SKOR.id – Kiblat sepak bola Indonesia mulai berubah. Klub-klub papan atas sepak bola Indonesia tak lagi menjadikan Afrika sebagai tempat mencari bakat.

Sejak era Liga 1 pada 2017, jumlah pemain asal Afrika terus menurun. Pada awal musim ini contohnya, baru empat pemain asal Afrika yang dipatenkan klub.

Bila merujuk Indonesia Super League (ISL) 2014, ini penurunan tajam. Saat itu, jumlah pemain asal Afrika dalam semusim mencapai 37 pemain.

Terhentinya kompetisi pada 2015, seolah jadi transisi. Ketika itu, sebelum kompetisi dihentikan, ada 18 pemain dari Afrika yang terbesar di antara 18 klub.

Jumlahnya menurun lagi pada 2017. Dalam semusim, sudah termasuk pergantian pemain dalam jendela transfer, hanya ada 15 pemain asal Afrika di Liga 1.

Semusim berikutnya, nominalnya kembali turun. Terhitung dalam kompetisi resmi, tidak termasuk turnamen, hanya ada 14 pemain asal Afrika.

Sedangkan musim lalu, hanya ada 11 pemain yang tercatat membela kontestan Liga 1. Ini jadi periode terminim dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Musim ini, angka pemain Afrika bisa jadi kian tergerus. Pasalnya, klub-klub Liga 1 lebih tertarik mendatangkan pemain asal Asia dan Eropa, selain Amerika Latin.

Persebaya contohnya, memilih menggunakan jasa dua pemain asal Asia. Dua pemain itu adalah Mahmoud Eid asal Palestina dan Aryn Williams asal Australia.

Hal sama dilakukan Bhayangkara FC. Juara Liga 1 2017 itu tetap menggunakan jasa Lee Yoo-joon asal Korea Selatan dan terbaru mengontrak Lee Won-jae, juga dari Korea Selatan.

Pelatih Persebaya, Aji Santoso, menyebut hal ini situasional semata. Dari kacamatanya sebagai pelatih, perekrutan pemain senantiasa menyesuaikan kebutuhan tim.

Dalam belanja pemain, sebut Aji, ia mengedepankan rekam jejak pemain. Kualitas jadi patokan utama, bukan negeri asal pemain. Harga kontrak pun tak jadi acuan.

“Saya sangat yakin bahwa setiap pelatih yang memilih pemain, tentunya akan berdasarkan kualitas pemain dengan selera seorang pelatih,” kata Aji kepada Skor.id.

“Tidak hanya sekadar dia pemain Asia atau non Asia, tetapi ketika saya melihat video mereka sesuai dengan keinginan, ya saya ambil. Kebetulan saja,” ia menjelaskan.

Mantan pelatih timnas Indonesia U-23 itu menambahkan, peran agen juga besar. Maksudnya, kini banyak agen yang menawarkan pemain Eropa dan Asia.

“Mungkin juga, agen-agen ini lebih mudah berkomunikasi dengan pemain-pemain dari negara tersebut. Menurut saya sih tergantung selera pelatih,” tandasnya.

COO Bhayangkara FC, Kombes Pol. Sumardji, sependapat dengan Aji. Menurutnya, pemilihan pemain, Asia atau non Asia, tergantung selera pelatih.

“Saya kira semua tergantung pelatih, karena pelatih yang membutuhkan dan memilih pemain. Jadi, faktor pelatih yang menentukan,” ujarnya pada Kamis (16/1/2020).

Edy Syahputra, salah satu agen pemain asal Indonesia, menyebut perizinan sebagai kendala pemain Afrika. Izin mengurus kerja di Indonesia bisa berbulan-bulan.

Selain itu, regulasi dari PSSI pun memberatkan pemain-pemain Afrika. Faktanya, pemain dari negara tertentu di Afrika, tak diperkenankan tampil di Indonesia.

“Banyak sekali pemain-pemain dari Nigeria, Pantai Gading yang kontak saya untuk main di Indonesia. Namun saya tolak karena proses visa kerjanya susah,” ucap Edy.

Dominasi Prestasi Benua Biru

Pada 2017, PSSI membuat aturan baru. Edy Rahmayadi, Ketua Umum PSSI saat itu, menetapkan regulasi marquee player untuk kontestan Liga 1.

Bila sebelumnya pada 2015 ada 14 pemain Eropa, jumlahnya menjadi 16 pada 2017. Tetapi, efek aturan marquee player berbuah dalam Liga 1 2018.

Untuk kali pertama dalam sejarah sepak bola Indonesia, jumlah pemain Eropa dalam kompetisi level satu mencapai angka 20, tepatnya 25 pemain.

Fenomena ini imbas dari hasil Liga 1 2017. Pasalnya, status pemain terbaik diraih Paulo Sergio (Portugal) dan gelar top scorer milik Sylvano Comvalius (Belanda).

Musim berikutnya, saat Persija kampiunnya, gelar pemain terbaik disematkan kepada Rohit Chand Takuri (Nepal) dan top scorer milik Aleksandar Rakic (Serbia).

Sedangkan musim lalu, gelar pemain terbaik diberikan kepada Renan da Silva (Brasil) dan sepatu emas disabet Marko Simic (Kroasia).

Tiga musim berturut-turut selama era Liga 1, pemain tersubur selalu dari Eropa. Hal ini membuat banyak klub tertarik dengan jasa pemain benua biru.

Menurut Indriyanto Nugroho, mantan pemain timnas Indonesia era 90-an, pemain Eropa mulai merasakan “madu” kompetisi Asia. Apalagi mereka dipuja-puja fan klub.

“Mungkin faktor dari agen juga, pemain Afrika banyak masalah, sebaliknya pemain Amerika lebih teknik dan skill,” ucap Indriyanto, melalui aplikasi WhatsApp.

RELATED STORIES

Pelatih Buka Rahasia, Markas Klub Elite Liga Aljazair Diserang Suporter Mereka

Pelatih Buka Rahasia, Markas Klub Elite Liga Aljazair Diserang Suporter Mereka

Penggemar klub kasta teratas Liga Aljazair atau Algerian Ligue Professionnelle 1, MC Alger murka selepas pelatihnya bersuara soal gaji terlambat.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Kolaborasi Honor of Kings dan Detective Conan. (Honor of Kings)

Esports

Detail Terkait Kolaborasi Honor of Kings dan Detective Conan

Hingga 31 Agustus, kolaborasi ini menghadirkan karakter ikonik Conan Edogawa dan musuh bebuyutannya Kid the Phantom Thief.

Gangga Basudewa | 03 Aug, 13:33

Ruben Amorim, pelatih Manchester United. (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Ruben Amorim Masih Yakin Manchester United Bisa Juara Liga Inggris hingga Liga Champions

Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, masih yakin timnya bisa meraih gelar Liga Inggris dan Liga Champions.

Pradipta Indra Kumara | 03 Aug, 13:24

Ilustrasi Super League 2025-2026. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga 1

Klaim Lebih Profesional dan Transparan, BRI Super League 2025-2026 Resmi Diluncurkan

Kompetisi sepak bola kasta tertinggi di Indonesia musim terbaru, Super League 2025-2026, resmi diluncurkan Minggu (3/8/2025).

Taufani Rahmanda | 03 Aug, 13:06

Sepak bola wanita Indonesia. (Dede Mauladi/Skor.id)

National

Bawa Mana Iwabuchi ke Pesepak Bola Putri Muda, MilkLife Soccer Challenge Gelar Coaching Clinic

Coaching Clinic with Mana Iwabuchi digelar Milklife Soccer Challenge di Jakarta pada Minggu (3/8/2025).

Taufani Rahmanda | 03 Aug, 13:05

Chelsea dan Stadion Stamford Bridge (Jovi Arnanda/Skor.id).

Liga Inggris

Kisah Abu Jenazah Legenda Chelsea, yang Terkubur di Titik Penalti Stamford Bridge

Kisah abu jenazah legenda Chelsea, Peter Osgood, yang terkubur di titik penalti The Shed End Stamford Bridge.

Pradipta Indra Kumara | 03 Aug, 11:36

Liga TopSkor

Ganador Soccer School Hadirkan Tiga Ikon Timnas dalam Coaching Clinic

Maman Abdurrahman, Ramdani Lestaluhu, dan Bambang Bayu Saptaji hadir dalam coaching clinic di Ganador Soccer School.

Sumargo Pangestu | 03 Aug, 11:23

Kylian Mbappe memakai nomor punggung 10 di Real Madrid. (Grafis: Yudhy Kurniawan/Skor.id).

La Liga

3 Statistik Pengguna Nomor 10 Real Madrid Bayangi Kylian Mbappe

3 statistik pengguna nomor punggung 10 Real Madrid yang bayangi Kylian Mbappe.

Pradipta Indra Kumara | 03 Aug, 10:32

sea v.league 2025 putri

Other Sports

SEA V.League 2025 Sektor Putri: Jadwal, Hasil, dan Klasemen

Jadwal, hasil, dan klasemen SEA V.League 2025 sektor putri yang terus diperbarui seiring berjalannya turnamen.

Teguh Kurniawan | 03 Aug, 08:51

PSBS Biak. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Liga 1

Profil Klub Super League 2025-2026: PSBS Biak

Berikut profil klub PSBS Biak untuk Super League 2025-2026.

Rais Adnan | 03 Aug, 08:38

Arema FC. (Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Liga 1

Profil Klub Super League 2025-2026: Arema FC

Arema FC akan ambil bagian pada kompetisi kasta tertinggi terkini dengan gairah yang baru pula.

Taufani Rahmanda | 03 Aug, 06:41

Load More Articles