Skorpedia: Sejarah dan Keindahan Teknik Penalti Panenka yang Menggoda

Irfan Sudrajat

Editor:

  • Penalti Panenka sudah sangat dikenal dalam sejarah sepak bola.
  • Teknik penalti ini pertama kali dilakukan oleh Antonin Panenka.
  • Berikut ini pembahasan tentang sejarah teknik tendangan penalti Panenka.

SKOR.id - Dalam Skorpedia sebelumnya, Skor.id mengulas tentang Cruyff Turn. Teknik melewati lawan yang merupakan warisan atau legacy dari sosok legendaris Johan Cruyff.

Johan Cruyff akan diingat salah satunya dengan teknik Cruyff Turn tersebut. Figure yang telah wafat ini hanya satu dari segelintir pemain yang meninggalkan warisan teknik dalam sejarah sepak bola.

Nama Johan Cruyff akan diingat dengan cara yang sangat baik. Karena Cruyff Turn yang membuat sepak bola menjadi kaya dan kemudian menjadi teknik yang membuat sepak bola semakin berkembang.

Namun, bukan hanya Johan Cruyff yang namanya harum karena teknik. Ada sosok lain yang sangat pantas juga untuk dikedepankan. Dan, sosok tersebut adalah Antonin Panenka.

Dalam Skorpedia kali ini, Skor.id akan mencoba mengulas tentang warisan Antonin Panenka yang bernama Panenka Penalty atau Penalti Panenka.

Apakah Penalti Panenka?

Penalti Panenka adalah teknik menembak penalti dengan cara mencungkil bola yang memberikan efek melambuang dan diarahkan ke tengah gawang.

Karena cara tembakan dengan efek melambung itu pula, Penalti Panenka harus dilakukan (ditendang) dengan cara yang pelan tapi tetap bertenaga.

Ketika bola melambung di udara, arah bola tersebut akan menukik (menurun) membentuk curva. Cara ini yang kemudian membuat penjaga gawang (kiper) lawan tertipu.

Kiper biasanya akan bergerak ke sisi kanan atau kiri sebuah gerakan yang memang biasa dilakukan penjaga gawang setiap kali menghadapi penalti.

Jadi, Penalti Panenka bukan tendangan penalti seperti kebanyakan seperti tendangan yang keras, atau tembakan dengan arah bola mendatar, tembakan ke sisi atas dalam gawang.

Seorang pemain yang berhasil melakukan Penalti Panenka akan mendapatkan pujian karena melakukan sesuatu (penalti) dengan cara yang tidak pernah diduga-duga. Bahkan, pemain tersebut bisa dikatakan nekat.

Kalau saja penalti itu gagal menjadi gol, seperti bola malah melambung melewati mistar gawang atau terbaca oleh kiper, tentu akan menjadi momen yang boleh jadi memalukan.

Legenda sepak bola Brasil, Pele, pernah memberikan pernyataan tentang Penalti Panenka: "Siapapun yang melakukan penalti seperti itu (Penalti Panenka) pastilah dia antara seorang yang genius atau orang gila".

Sejarah Penalti Panenka

Final Piala Eropa 1976 yang terjadi pada 20 Juni 1976 merupakan waktu "lahirnya" momen Penalti Panenka.

Ketika itu, laga final mempertemukan Cekoslowakia vs Jerman Barat di Stadion Red Star, Belgrade.

Pertandingan berakhir 2-2 di waktu normal hingga dilakukan perpanjangan waktu (extra time). Kedudukan tidak berubah hingga akhirnya laga harus ditentukan lewat adu penalti.

Dalam adu penalti, penembak keempat timnas Cekoslowakia, Ladislav Jurkemik, berhasil membuat skor 4-3.

Penembak timnas Jerman Barat kemudian mendapat gilirannya sebagai penembak keempat. Eksekutor itu adalah Uli Hoeness.

Uli Hoeness gagal menjalankan tugasnya. Saat itulah, timnas Cekoslowakia menyandarkan harapannya kepada penembak kelima mereka.

Penembak kelima mereka itu adalah Anontin Panenka. Dan, di momen itulah, Antonin Panenka memperlihatkan aksi yang tidak terduga.

Dia berlari namun kemudian ternyata tidak menembak bola itu dengan keras melainkan melambungkannya.

Kiper timnas Jerman ketika itu, Sepp Meier adalah korban dari teknik Penalti Panenka. Dia bergerak ke kiri sedangkan bola bergerak melambung lurus masuk ke gawangnya dengan cara yang pelan.

Andai saja ketika itu Sepp Meier tetap berdiri di posisi asalnya, tentu dia bisa dengan sangat muda menangkap bola pelan yang melambung tersebut.

Namun, inilah yang terjadi, sebuah drama penalti yang membuat timnas Ceko tampil sebagai juara.

Momen yang kemudian diingat sebagai lahirnya Penalti Panenka. Dalam sepak bola ketika itu di ajang-ajang besar, belum pernah ada sebelumnya yang pernah mencetak gol penalti dengan cara demikian.

Antonin Panenka adalah yang pertama dan karena itulah kemudian penalti tersebut disebut dengan Penalti Panenka.

Dari Totti, Zidane, Pirlo, hingga Benzema

Seperti kata Pele, mereka yang melakukan teknik Panenka dalam penalti tentulah pemain yang genius atau pemain itu memang "gila".

Penalti Panenka yang tercipta di final Piala Eropa 1976 tersebut faktanya menginspirasi sebagian besar pemain bintang.

Mereka tergoda untuk menjajal teknik tersebut. Entah apa yang membuat mereka tiba-tiba memutuskan menendang penalti dengan cara teknik Panenka.

Bukan ingin memberikan sensasi, melainkan karena tentu sebagai teknik yang bertujuan mencetak gol.

Cara Panenka, seringkali dilupakan oleh kiper namun akan selalu ada menjadi pilihan bagi para eksekutor.

Faktanya, mereka yang melakukan tendangan Penalti Panenka memang tergolong pemain yang "genius" atau pemain yang tidak biasa.

Francesco Totti pernah mencetak gol dengan cara Penalti Panenka pada 29 Juni 2000 dalam ajang semifinal Piala Eropa 2000 saat Italia mengalahkan Belanda, 3-1.

Lalu ada Andrea Pirlo yang juga untuk timnas Italia mencetak gol dengan penalti Panenka dalam laga perempat final Piala Eropa 2012 lawan Inggris.

Zinedine Zidane pernah membuat publik dunia kagum saat mencetak penalti itu di fase final Piala Dunia 2006. Dia mengelabui kiper timnas Italia, Gianluigi Buffon.

Bayangkan, dalam ajang fase final dengan tekanan yang tinggi, Zinedine Zidane masih bisa "bermain-main" dengan seni tendangan Panenka.

Sejumlah pemain lain yang pernah melakukannya adalah Alexis Sanchez, Sebastian Abreu, Sergio Ramos, Rudi Voller, Thierry Henry, Paolo Di Canio, Lionel Messi, bahkan Cristiano Ronaldo.

Lalu ada nama Omar Abdulrahman yang melakukannya untuk timnas Uni Emrat Arab di Piala Asia 2015 lawan Jepang.

Sedangkan pemain terakhir yang melakukannya di sebuah ajang resmi dan besar adalah Karim Benzema di semifinal Liga Champions.

Tepatnya pada 26 April 2022 lalu yang membuat Real Madrd menang 4-3 atas Manchester City dan lolos hingga ke final hingga akhirnya Real Madrid tampil sebagai juara.

Apa reaksi fans City terkait aksi Karim Benzema saat itu? Fans City berdiri bertepuk tangan memberikan pujian kepada Karim Benzema.

Cara Melakukan Teknik Penalti Panenka

1. Seorang eksekutor harus yakin dengan apa yang akan dilakukannya. Pemain tersebut harus tenang, rileks, dan memiliki mental yang kuat.

2. Seperti penembak penalti, seorang eksekutor biasanya mengarahkan pandangannya ke sebuah sisi atau sudut gawang. Ini trik seolah-olah dirinya akan mengarahkan bola ke arah tersebut.

3. Pemain mengambil jarak, belari dengan kecepatan yang biasa, tapi kemudian dengan tiba-tiba menurunkan kecepatan.

4. Ketika itulah, tendang bola dengan ujung kaki sehingga membuat arah bola melambung dengan kekuatan yang pelan. Arahkan bola ke tengah. Setelah itu, lihat hasilnya.

Itulah tendangan Penalti Panenka yang sederhana. Namun, dengan cara yang sederhana itu pula, menyimpan keindahan serta kejutan. Dan, itu adalah teknik Penalti Panenka.

Berita Skorpedia Lainnya: 

Skorpedia: Poros Halang, Istilah Posisi Pemain Bertahan dari Sepak Bola Indonesia

Skorpedia: Mengenal Jenis dan Peran Kru Pit Stop dalam Ajang F1

Skorpedia: Galatama, Kompetisi Semipro Pertama di Indonesia dengan Inisiator Wartawan

Source: Sky Sports

RELATED STORIES

Skor 5: Sebelum Lionel Messi, Ini Lima Gol Salto Ikonik termasuk Milik Widodo C. Putro

Skor 5: Sebelum Lionel Messi, Ini Lima Gol Salto Ikonik termasuk Milik Widodo C. Putro

Berikut ini adalah lima gol ikonik yang pernah tercipta.

Skorpedia: Selebrasi Sampanye F1 Diiringi Lagu Klasik, Begini Asal-usulnya

Skorpedia: Selebrasi Sampanye F1 Diiringi Lagu Klasik, Begini Asal-usulnya

Skorpedia kali ini membahas lagu pengiring "pesta" sampanye dalam prosesi podium sebuah balapan F1.

Skor 8: Trio Lini Tengah Fenomenal

Berikut adalah delapan trio lini tengah fenomenal yang pernah dimiliki tim Eropa untuk meraih gelar Liga Champions.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

 Enzo Fernandez, pesepak bola Chelsea. (Dede Mauladi/Skor.id)

World

Hasil Piala Dunia Antarklub: Chelsea Menang, Boca Imbang

Chelsea menang dan Boca Juniors imbang lawan Benfica menghiasi hasil Piala Dunia Antarklub 2025 hari ini.

Thoriq Az Zuhri | 17 Jun, 02:58

Trofi baru Piala Dunia Antarklub FIFA didesain inovatif dengan sarat makna. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

World

Piala Dunia Antarklub 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Piala Dunia Antarklub 2025, yang akan diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 17 Jun, 02:58

Adrian Wibowo, pemain keturunan Indonesia yang membela LA FC. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Tak Main vs Chelsea, Adrian Wibowo Menanti Kesempatan Main

Penyerang Los Angeles FC, Adrian Wibowo, masih menanti kesempatan bermain usai tak turun lawan Chelsea di Piala Dunia Antarklub 2025.

Thoriq Az Zuhri | 16 Jun, 23:32

Inter Milan dikabarkan sepakat dengan Cristian Chivu sebagai pengganti Simone Inzaghi. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming Monterrey vs Inter Milan di Piala Dunia Antarklub 2025

Berikut ini adalah prediksi pertandingan dan link live streaming Monterrey vs Inter Milan dalam laga Piala Dunia Antarklub 2025.

Thoriq Az Zuhri | 16 Jun, 23:10

Piala Dunia Esports alias Esports World Cup. (Hendy Andika/Skor.id)

Esports

Daftar Tim Mobile Legends yang Sudah Lolos MSC 2025

Mid-Season Cup 2025 alias MSC 2025 akan segera bergulir, ini deretan tim Mobile Legends yang sudah lolos.

Thoriq Az Zuhri | 16 Jun, 22:47

PMSL SEA. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Esports

PMSL SEA Summer 2025: Hasil, Jadwal, dan Klasemen Lengkap

Berikut ini adalah hasil, jadwal lengkap, format, dan klasemen lengkap turnamen PUBG Mobile, PMSL SEA Summer 2025.

Thoriq Az Zuhri | 16 Jun, 22:46

Turnamen Mobile Legends, MPL Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Esports

MPL Indonesia Season 15: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran MPL Indonesia Season 15 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen tertinggi Mobile Legends: Bang Bang Indonesia.

Thoriq Az Zuhri | 16 Jun, 22:45

ersandrina devega

Other Sports

Gacor di AVC Nations Cup 2025, Ersandrina Devega Bintang Baru Timnas Voli Putri Indonesia

Datang sebagai debutan, Ersandrina Devega, sukses menjadi top scorer AVC Nations Cup 2025 bersama Timnas Voli Putri Indonesia.

Teguh Kurniawan | 16 Jun, 17:54

Gerakan berolahraga setelah usai bekerja digaungkan Enervon Active dalam agenda bertajuk Level Up After Work with Enervon Active di Gelora Bung Karno, Jakarta, 16 Juni 2025. (Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Culture

Kampanyekan Olahraga Setelah Kerja, Enervon Active Gelar Rangkaian Kegiatan di GBK

Ada berbagai kegiatan olahraga bersama komunitas seperti zumba, pound fit, strength training, dan yoga secara gratis pada 16 hingga 20 Juni 2025.

Taufani Rahmanda | 16 Jun, 14:24

vietnam putri u-19 vs indonesia putri u-19

Timnas Indonesia

Kalah Telak dari Vietnam, Timnas Putri U-19 Indonesia Gagal ke Final Piala AFF Wanita U-19 2025

Timnas Putri U-19 Indonesia akan hadapi Myanmar pada perebutan peringkat ketiga Piala AFF Wanita U-19 2025.

Teguh Kurniawan | 16 Jun, 14:11

Load More Articles