Mimpi Buruk Timnas Indonesia Bersaing dengan Duo Jerman untuk Tangani Brunei

Datuk K. Rajagobal adalah pelatih "pembawa" mimpi buruk timnas Indonesia di Piala AFF 2020.
Kini, dua pelatih asal Jerman bersaing dengan pemberi mimpi buruk timnas Indonesia untuk tangani Brunei.
Sekarang, timnas Brunei sedang menyeleksi tiga kandidat kuat calon pelatih skuad Tebuan.

SKOR.id - Brunei menyeleksi tiga pelatih dan dua di antara dari Jerman plus satu pelatih pemberi mimpi buruk timnas Indonesia satu dekade lalu.

Mantan pelatih kepala timnas Malaysia Datuk K. Rajagobal memimpin persaingan untuk tiga kandidat yang masuk nominee calon arsitek Brunei Darussalam.

Dua kandidat lainnya adalah orang Eropa yang cukup lama memahami sepak bola Asia Tenggara.

Ada Gerd Zeise, mantan pelatih timnas Myanmar, dan juga Michael Weiss, eks-manajer timnas Filipina.

Baik Gerd Zeise maupun Michael Weiss selain sempat berkarier di Asia Tenggara, mereka asli Eropa tepatnya Jerman.

"Kami sudah menyelesaikan evaluasi teknis dari semua kandidat," kata Pengiran Matusin Pengiran Matasan, Presiden Federasi Sepak Bola Nasional Brunei Darussalam (NFABD).

"Ketiga pelatih ini sudah memenuhi kriteria teknis yang telah ditetapkan,” tuturnya menambahkan.

Sekarang, NFABD diakui Pengiran Matusin masih memilah soal nilai kontrak ketiganya.

"Selain fakta bahwa Piala AFF tinggal beberapa bulan lagi, ada juga pertimbangan finansial yang harus kami perhitungkan," ujar Pengiran Matusin.

"Tetapi satu hal yang pasti adalah kami akan segera membuat pengumuman resmi tentang masalah ini," katanya.

Rajagobal adalah nama yang tidak asing lagi di wilayah tersebut setelah memimpin timnas Malaysia juara Piala AFF 2010.

Lalu, dia juga membawa Malaysia U-23 meraih medali emas SEA Games 2019 di Laos dari sepak bola putra.

Gerd Zeise pernah memimpin Myanmar U-20 ke Piala Dunia U-20 2015 dan juga pernah menjabat sebagai pelatih timnas Myanmar senior dari 2015 hingga 2018.

Michael Weiss bersama Filipina U-23 pada 2011, sebelum menjabat sebagai pelatih tim senior negara itu dari 2011 hingga 2014.

Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.