- Mario Wuysang adalah salah satu sosok legenda hidup di kancah basket Indonesia.
- Salah satu momen terbaik selama Mario Wuysang aktif bermain adalah saat membela Timnas Basket Indonesia.
- Pengalaman membela Timnas Basket Indonesia menjadi pengalaman spesial dalam karier Mario.
SKOR.id - Sosok Mario Wuysang dikenal sebagai legenda hidup di kancah basket Indonesia dan Asia.
Ia tercatat sebagai salah satu Point Guard terbaik yang dimiliki Indonesia dan mewarnai kompetisi di level klub maupun level tim nasional selama 15 tahun, sejak 2003 hingga 2018.
Prestasinya pun beragam, baik di level klub maupun di level tim nasional. Juara liga basket Indonesia pun Ia raih bersama Aspac dan CLS Knight, serta juara Asian Basket League bersama Indonesian Warrior pada 2012.
Bersama Timnas Basket Indonesia, tiga medali perak serta satu perunggu SEA Games juga berada dalam lemari trofinya.
Mario memutuskan pensiun sebagai pebasket profesional pada Agustus 2018. Diwawancarai FIBA, Mario turut membagikan pengalamannya membela panji Indonesia di laga internasional.
Anda bermain di Indonesia untuk waktu yang lama. Bagaimana rasanya memakai jersi tim nasional pada saat pertama kali?
Saya pertama kali memakai itu (jersi) pada SEA Games 2003. Itu terasa luar biasa karena bermain untuk timnas adalah impian saya, menjadi wakil dari negara di kompetisi internasional.
Saat mengenakannya (jersi Indonesia), saya merasa bangga, mengingat saya mewakili bangsa. Itu adalah perasaan yang luar biasa.
Anda bermain di Indonesia hampir 15 tahun. Bagaimana perasaanmu bermain untuk tim nasional dari waktu ke waktu?
Saat saya masih muda dan bermain untuk timnas pertama kalinya, saya tidak tahu bagaimana saya menyikapinya. Saya merasa gugup. (Tanggung jawab) itu terasa lebih besar dari yang saya kira.
Namun hingga akhir karier saya, semakin saya bertambah dewasa di tim nasional, saya menjadi mengerti apa yang harus saya representasikan dan sebesar apa tanggung jawab itu. Saya makin mengapresiasi kesempatan untuk bisa mewakili Indonesia dan makin fokus seiring dengan berjalannya waktu.
Anda bermain di tiga edisi Piala Asia: 2005, 2007, 2011. Edisi berapa yang paling menjadi favorit anda?
Semuanya berjalan luar biasa, namun yang paling membekas adalah Piala Asia FIBA 2007 di Jepang. Pertama, karena itu pertama kalinya saya pergi ke jepang dan mendapat pengalaman mengenai buada Jepang, itu luar biasa.
Sedangkan di lapangan, saya merasa lebih siap karena itu Piala Asia kedua saya. Saya merasa itu adalah kesempatan yang luar biasa untuk menampilkan kemampuan saya.
Momen apa yang bisa anda langsung ingat saat itu?
Kami berada di peringkat ke-12 saat itu (Piala Asia 2007). Sepertinya itu peringkat terbaik kami (di Piala Asia).
Pengalaman terbaik menurut saya adalah laga melawan Uni Emirat Arab karena kami bermain hingga overtime melawan mereka. Laga berjalan luar biasa, kami keluar sebagai pemenang dengan makin mengecilkan ketertinggalan. Saya mencetak beberapa poin di akhir laga menuju kemenangan, itu menjadi momen yang tak kami lupakan.
Jersi Timnas Insonesia yang manakah yang anda sangat sukai?
Saya akan mengatakan (edisi) 2011, jersi yang semuanya putih. Saya merasa itu tampak simpel dan saya rasa itu adalah jersi paling simpel sejak 2004.
Jersi Timnas Indonesia lainnya yang saya suka adalah jersi SEA Games 2007 saat bermain di Thailand. Saya suka desainnya. Manajer kami saat itu mendesain jersi tersebut, berwarna merah dengan dua strip putih di samping, itu sangat-sangat keren.
Anda sudah bermain dengan beberapa pemain terbaik Asia dalam beberapa tahun. Siapa pemain yang membuat anda menikmati pertandingan selama gelaran Piala Asia FIBA?
Oh, sangat banyak. Sangat banyak pemain yang saya lawan selama 15 tahun. Tapi, salah satu yang terbaik terjadi pada 2007 di Jepang. Kami melawan Syria dan Michael Madanly, sang point guard setinggi 193cm bermain luar biasa dan mencetak 40 poin atas kami (Timnas Indonesia). Saya mencetak 33 poin saat itu dan itu adalah pertandingan yang saya ingat.
Indonesia akan menjadi tuan rumah pada Piala Dunia Basket pada 2023. Seberapa besar pengaruhnya menurut anda di komunitas basket?
Saya rasa itu adalah kesempatan yang sangat besar. Saya tidak yakin mereka mendapatkan kesempatan tersebut dengan mudah, dan sia yang bisa menjamin akan ada kesempatan kedua setelahnya.
Saya rasa dukungan sebagai tuan rumah akan luar biasa. Setiap orang akan keluar untuk mendukung pertandingan basket yang akan digelar. Saya mendukung mereka, dan berharap saya bisa berada di sana untuk melihat mereka bertanding.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Basket Klasik: Dramatis, Yunani Jegal Amerika Serikat pada Piala Dunia Basket 2006 https://t.co/6lLwSJffhe— SKOR Indonesia (@skorindonesia) January 16, 2021
Berita Basket Lainnya:
Resmi, Indonesia Tuan Rumah Piala Asia FIBA 2021
Basket Klasik: Dramatis, Yunani Jegal Amerika Serikat pada Piala Dunia Basket 2006