SKOR.id - Jelang digelarnya Euro 2024 pada 14 Juni 2024 nanti, Skor.id akan menampilkan lagi artikel tentang kejuaraan Euro (Piala Eropa) sebelumnya dalam artikel Kilas Balik Piala Eropa.
Bagaimana turnamen yang melibatkan negara-negara Eropa ini dimulai pada 1960, latar belakangnya, sampai akhirnya kemudian menjadi salah satu ajang bergengsi di sepak bola antarnegara Eropa hingga kini menjelang Euro 2024.
Dimulai dengan Piala Eropa 1960, berikut ini artikel Kilas Balik Piala Eropa, momen pertama kali ajang ini digelar:
Prancis menjadi tuan rumah pertama kejuaraan sepak bola antarnegara Eropa atau yang ketika itu masih disebut European Nations Cup.
Terpilihnya Prancis sebagai tuan rumah tidak terlepas dari jasa Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola asal Negeri Menara Eiffel tersebut, yakni Henri Delaunay.
Delaunay memiliki visi untuk menggelar kompetisi antarnegara Eropa sejak 1920-an.
Namun impiannya itu baru bisa terwujud pada 1960 atau lima tahun setelah Henry Delaunay wafat.
Sebagai bentuk penghormatan, trofi kejuaraan diberi nama Henry Delaunay. Visi Henry Delaunay kemudian diteruskan oleh sang anak, Pierre, yang ditunjuk sebagai sekretaris panitia ajang ini.
Piala Eropa pada tahun ini sebenarnya digelar pada 1958-1960 atau berlangsung selama 22 bulan.
Diikuti 17 negara anggota UEFA, babak kualifikasi digelar dengan menerapkan format kandang-tandang hingga babak perempat final.
Prancis baru bertindak sebagai tuan rumah untuk putaran final yang dimulai dari babak semifinal, perebutan tempat ketiga, dan final.
Stadion yang digunakan untuk menyelenggarakan tiga fase itu adalah Stade Velodrome (Marseille) dan Parc des Princes (Paris).
Pada babak kualifikasi, beberapa laga berakhir dengan skor besar. Di antaranya Prancis yang berhasil mempecundangi Yunani dengan skor 8-2, kemudian Spanyol menghancurkan Polandia 7-2, dan Cekoslowakia yang menaklukkan Denmark 7-3.
Ajang ini juga diwarnai adanya pengaruh politik dari negara peserta. Pertarungan di kancah politik menghangat ketika Spanyol, yang diperintah Jenderal Francisco Franco yang fasis, berhadapan dengan Soviet, dengan panji komunisme Nikita Kruschev.
Spanyol menolak bertanding di Soviet dan Franco menolak memberikan visa kepada Soviet untuk masuk Spanyol. Spanyol mundur dan Soviet melaju ke semifinal dengan gratis.
Memasuki babak empat besar, Uni Soviet bertemu Cekoslowakia, sedangkan Prancis menghadapi Yugoslavia.
Hasilnya, Uni Soviet berhasil menang tiga gol tanpa balas atas Cekoslowakia. Sedangkan Prancis harus mengakui keunggulan Yugoslavia dengan skor ketat, 4-5.
Uni Soviet berhasil mengunci gelar juara pada laga final, usai menaklukkan Yugoslavia dengan skor tipis 2-1.
Dua gol kemenangan Uni Soviet dicetak oleh Slava Kalistratovich Metreveli pada menit ke-49, serta Viktor Ponedelnik (113'). Sedangkan satu-satunya gol Yugoslavia dilesakkan oleh Milan Galic (43').
Sementara Prancis kembali kalah dari Cekoslowakia, 0-2, dalam perebutan tempat ketiga.
Bola dan Maskot
Pada Piala Eropa edisi ini masih belum menerapkan bola dan maskot resmi turnamen.
Untuk bola yang digunakan pada masa itu adalah rangkaian dari 18 panel kulit.
Permukaan bola pun dilindungi lapisan lilin agar tak cepat menyerap air saat kondisi lapangan basah.
Laga Menarik: Prancis vs Yugoslavia
Pertandingan yang paling menyita perhatian pada Piala Eropa kali ini adalah pertemuan antara tuan rumah Prancis vs Yugoslavia pada babak semifinal.
Pada laga ini tercipta sembilan gol! Yugoslavia berhasil unggul lebih dahulu melalui gol Milan Galic pada menit ke-11.
Namun semenit berselang, langsung bisa disamakan Prancis lewat gol Jean Vincent.
Prancis berhasil berbalik unggul pada menit ke-53, setelah Francois Heutte mencetak gol.
Tapi Yugoslavia tidak menyerah. Ante Zanetic membalas dalam dua menit, tetapi Heutte mencetak gol lagi sehingga keunggulan dua gol Prancis tetap terjaga.
Namun sayang, Prancis tidak bisa menjaga keunggulan mereka. Dalam waktu lima menit, Yugoslavia berhasil mencetak tiga gol beruntun melalui Tomislav Knez (75') dan Drazen Jerkovic (78' dan 79'). Yugoslavia pun melenggang ke partai final dengan skor 5-4.
Pemain Bintang: Viktor Ponedelnik
Viktor Ponedelnik salah satu pemain yang bersinar pada event tahun ini. Ia merupakan salah satu dari lima pemain yang berhasil mencetak dua gol sepanjang putaran final pada edisi ini.
Salah satu gol yang dilesakkannya menjadi penentu Uni Soviet untuk meraih juara ajang ini. Ya, Viktor Ponedelnik lah yang mencetak gol penentu kemenangan Uni Soviet atas Yugoslavia pada laga final.
Gol tersebut dicetaknya pada menit ke-113 untuk membawa Uni Soviet unggul 2-1.
"Gol itu merupakan momen terbaik dalam hidup saya," ucap Ponedelnik.
Ponedelnik bisa dibilang salah satu penyerang terbaik Uni Soviet pada zamannya dengan rekor 20 (atau 21) gol dalam 29 pertandingan.
Data dan Statistik
Jumlah Peserta: 4
Juara: Uni Soviet
Runner-up: Yugoslavia
Total Gol: 17 (4,25 per laga)
Topskor: 2 Gol - Francois Heutte (Prancis), Valentin Ivanov, Viktor Ponedelnik (Uni Soviet), Milan Galic, Drazan Jerkovic (Yugoslavia)
Total Penonton: 78.958 (19.740 per laga)
Stadion Yang Digunakan: Parc des Princes (Paris), Stade Velodrome (Marseille)